Senin, 30 Desember 2013

Bisikan Yang Harus Dipikirkan

Bukan lagi diiringi dengan lagu-lagu galau karena hati yang kacau karena terlibat cinta yang rumit, lagi-lagi aku terjebak dalam cinta yang penuh keegoan. Malam ini, hujan telah berpamitan pada awan untuk terjun kebumi menemani ku bermesran dengan huruf-huruf kacau ini. 
Sedikit-demi sedikit sehingga akhirnya huruf-huruf ini mengalir menjadi kesatuan yang cukup sempurna untuk dipahami makhluk galau.

Sembari menunggu lagu ala Avril Lavigne - Rock n Roll yang ku pakai sebagai nada dering di hape ku berbunyi tanda ada yang menghubungi, sebab sejam lalu seorang pria berkata "aku ingin menelponmu"... Boleh lah aku memasang jawaban yang sedikit angkuh ... sambil menyembunyikan pengharapanku agar tidak terkesan bahwa aku ini terlalu mudah untuk didapatkannya.
Mungkin aku terlalu jahat jika aku ikuti alur perasaannya dan berkata "I Love You Too" sedang aku sendiri merindukan masa-masaku bersama dengan jiwa yang lain, jiwa yang pernah bersatu denganku dalam jangka waktu yang tak muda laagi.

Memang benar, kata seorang sahabat ... "yang ngangenin akan kalah dengan yang selalu nemenin, dan yang pertama akan terkalahkan dengan yang selalu ada" apalagi sore tadi seorang sahabat lain mencoba memberikanku minuman, mnungguku meneguk minuman dingin pemberiannya dan kemudian memberanikan dirinya memberikan aku secercah pemikiran.
"Aku kasian dengan wajahnya yang murung, kakak jalani dulu saja dengan dia ... takutnya saat dia benar-benar pergi kakak akan kehilangan dia"

Ya ... anak ini berhasil mengambil simpati ku ... sedikit tergoda dengan kata-kata 'kehilangan' .... Mungkin, aku harus belajar mengerti dan belajar memahami sebelum aku bertindak gegabah ,,, karena
Aku sudah lelah mengenal dan dikenali,
Aku sudah lelah mempertahankan namun tidak dipertahankan,
Aku sudah lelah memanjatkan doa dengan mantera-mantera yang landasannya ingin berujung dengan si pertama.
Sudahlah ,,, aku pasrah ... doa ku cuma ini ...
"Bapa ... aku percayakan setiap detik hidupku kepada-Mu"

Minggu, 29 Desember 2013

Praduga Gila

Apa yang aku alami dua malam lalu lumayan membuatku sedikit trauma. Mulai dari ajakan mantan kekasih untuk mengunjungi rumah mantannya untuk sekedar silaturahmi Natal, sekalian membantu salah seorang teman yang sedang kasmaran dengan mantan kekasih dari mantan pacarku ini.
Apa ya yang aku lakukan? Aku terlalu bingung sedang kakiku sudah berpijak, tubuhku enggan untuk masuk dikediaman itu. Malu? tidak juga ... Sungkan? Mungkin ... 

Lalu mantan pacarku ini menghampiriku dan berkata "Masuk yuk? tidak apa ... ada aku, aku masih milikmu" seketika membuat rasa takutku semakin memuncak... mencoba menelan ludah yang sesungguhnya sudah tidak ada lagi dalam kerongkonganku.
Sosok cantik di balik gerbang biru menggunakan baju kaos kuning mencoba tersenyum dibalik rasa cemburu dan muaknya *entah mengapa aku yakin sekali dia merasakan itu

Mungkin alam otaknya sedang mencari cara bagaimana agar aku cepat pergi dari istananya. Mungkin juga dalam otaknya bertanya "Apakah ini yang dicintainya sehingga melepaskan aku?", mungkin juga dia membandingiku dalam pertanyaanya "Apa bagusnya dia dibandingi aku? kenapa dia lebih terpilih?". 
Jika dia punya pertanyaan itu, aku pun juga mempunyai pertanyaan yang hampir sejenis menyerupai dugaanku itu.
"Apa yang membuatnya lebih memilihku, sedang yang di hadapanku... sangat cantik dan lebih menawan"
Aku sesekali melihat kearah mantan pacarku yang sedang berbaring di lantai rumah wanita ini, jelas mereka akrab ... hubungan keluarga masih melekat kental dalam darah mereka. Sedang aku sedang menyaksikan adegan drama yang dilakoni seorang sahabatku demi menyentuh hati wanita pujaannya.
Sial ... aku sudah muak, terutama sewaktu aku memainkan pradugaku .... "dia cemburu ... dia pasti cemburu ... Cewek itu cemburu karena dia mengajak aku ke sini, sedangkan dia pasti cemburu karena mantan kekasihnya sedang pendekatan dengan sahabat kami

Aku mulai mencoba menyapa mantan pacarku yang sedang mencoba memejamkan matanya di lantai ruang tamu itu, "heii ... kamu tidur?" belum sempat dia menjawab... suara gadis itu mulai mencuat "biarkan saja dia tidur kak, dari pada dia tidur dijalan?" ... 
ooohhh DAMN ... lalalalallaaa......
Jelas wanita ini lebih perhatian dan mengerti dia... so? Kenapa dia memilihku dan menginginkan aku untuk kembali lagi ...
Saat perjalan pulang malam itu aku mencoba merengkuhkan kedua tanganku melingkari pinggang mantan pacarku ini.
sekalian menguatkan pradugaku yang sedikit gila .... "Masih cinta kah aku?"

Sore kemarin, aku menikmati tatapannya yang secara tidak langsung berkata bahwa dia merindukanku, *pradugaku lagi.
Aku jadi merasa sedikit sungkan dan tidak sanggup bilang "jangan ulang untuk dekati aku"
Sudah tidak sanggup ....
Aku masih nyaman ... Aku masih butuh ... Aku masih merasa bergelora ...

Hei kawan , ini hanyalah cerita dari adegan yang memuakkan ... adegan yang terlahir dari kemunafikan ...
adegan yang nggak banget pake norak ...
terutama adegan saat aku harus pura-pura tidak mencintai ...


Rabu, 18 Desember 2013

Rekoleksi Pribadi

Hei kamu ..... Apa yang kau lakukan sedetik yang lalu? Mungkinkah kau dapatkan hal baik yang terselip diantara lidah-lidahmu? Belum tentu niatmu menjadikanmu lebih baik dari apa yang ingin kau capai.

Kembali ke refleksi : Kadang ... mereka yang terlihat bagaikan malaikat mampu membakar segala kepercayaanmu.


Kadang, mereka yang tampaknya tersenyum di hadapmu. Bisa lebih kejam membunuh karaktermu.

Belatih yang di genggamnya bahkan lebih berkarat dan tentu akan lebih pedih saat menancap di jantungmu.

Berhati-hatilah dalam menaruh rasa percaya dan rasa bersalah. 

Berhati-hatilah dalam mengakui kesalahan, berhati-hatilah dalam membongkar kebusukan diri sendiri.Dia yang kau percayai, belum tentu bisa dipercaya oleh Tuhan untuk menjadi tempatmu bersandar.


Apakah kata-kataku terlalu ribet atau susah dimengerti?

Baiklah. Akan aku perbaiki,


Aku harap, kalian tidak terlalu percaya pada seorang sahabat, mereka masih manusia. Bukan malaikat yang akan sepenuhnya memberikan tempat nyaman untukmu bersandar.Jika sahabatmu saja bisa menceritakan kejelekan mantan sahabatnya, suatu saat tentu bisa saja dia umbar segala keburukanmu kepada orang lain. Sehingga, cerita yang selalu kalian anggap "rahasia" akan menjadi cerita berantai yang siap menyentuh pendengaran orang-orang di sekitar kalian.

Bukan maksudku membuatmu pecahkan persahabatan, namun aku hanya ingin membuatmu berhati-hati dalam menjaga lidahmu yang kadang tidak mampu kamu tahan saat problema kehidupanmu mulai memuncak.

Tidak ada salahnya jika kamu mencoba caraku yang aku dapat saat aku mencurahkan hati pada seorang ulama,

"Masuklah ke kamarmu, tutup pintu kamarmu, nyalakan lilin, dan berlututlah ... undanglah Bapa mu dalam surga untuk datang bersamamu, ceritakan segala kesakitan dan kepenatanmu pada Nya. Dia akan mendengarkanmu, dia akan menjaga rahasiamu, dia akan mengeluarkanmu dari segala masalahmu, dia akan memelukmu, dia akan menyingkirkan segala ketakutanmu. Hanya, kamu harus percaya, kamu harus yakin bahwa Tuhan mu lebih setia bersamamu dari pada sahabatmu"

Senin, 09 Desember 2013

Penyesalan...

Untukmu yang mencintaiku dalam dendam dan keraguan, 
Aku menyesal sudah menyakitimu.
Aku merindukanmu, dari sisa-sisa kesalahan yang pernah aku buat ke kamu sehingga membuatmu menghindar dari tatapanku.
Kamu tahu aku menyesal mengatakan perpisahan, pergi dan mencoba mencari yang lebih baik yang sesungguhnya tidak akan pernah aku dapatkan selain dari dirimu.
Aku tahu, kamu sedang menikmati penyesalanku. 
Mungkin dulu, lagu galau dan patah hati selalu menjadi sahabat saat aku terluka dengan perlakuanmu yang hampir tidak pernah perhatian dan menyediakan waktu untuk sekedar berdua denganku.
Namun kini, aku merasa semua lagu itu menjadi musuhku, yang setia menyindir dan menghujatku melalui kata-kata perih yang lambangkan kesakitanmu karena kesalahan aku.
Terlalu kuat egoku ingin kembali, sayangnya pintu kasihmu itu belum terbuka lagi untukku. 
Saat ini mungkin bukan aku saja yang mengajukan diri untuk menjadi milikmu, sudah ada mereka yang justru 'tepat' untuk menjadi milikmu.
Aku benci saat semua berbicara tentang iman kita yang berbeda, dan rancunya aku cepat sekali terserang keraguan itu, dan sekali lagi berusaha pergi darimu.
Terlalu munafik jika aku melangkah mundur, lalu membalikkan badanku... sedang hatiku sedang bergelora karena cinta yang tiada pernah terhenti untukmu.
Kadang rasa penasaranku memuncak dengan akun sosial milikmu, aku coba-coba mengintip pada waktu jeda jam kerjaku, status apa yang kamu hias di dinding facebook dan bbm mu, adakah mengunsur rasa rindu padaku seperti perasaanku untuk kamu? kadang pikiran ku memusat kearah sana, namun saat menyadari kamu membuat tulisan yang berusaha bangkit dari rasa terpuruk membuatku merasa lebih bersalah 50 kali lipat dari sebelumnya, dan setiap status tulisan dewasamu yang membuatmu berusaha kuat karena salahku membuatku berkali kali 50 kali lipat rasa bersalah.

AKU INGIN KEMBALI MENJADI MILIKMU DAN MEMULAI SEMUA DENGAN LEBIH BAIK TANPA HARUS MENINGGALKANMU LAGI...

Hei pemilik nama dari Dewa Kesetiaan ... bolehkah aku merasakan kembali dan menjaga kembali apa yang telah aku hancurkan? bolehkah aku merawat, menghias, dan menyempurnakan apa yang telah aku rusakkan? 
Masih ingatkah kamu dengan bintang di Pantai Kuta malam itu? Mimpi kita dan cerita masa depan yang menjadi kekuatan kita melalui kisah cinta selama 5 tahun?
Masih bolehkah aku menyentuh hatimu?
Masih bolehkah aku memelukmu?
Masih bolehkah aku menjadi milikmu?



Jumat, 08 November 2013



Semua ini bermula entah dari mana. Aku merasa sekarang semuanya telah musnah, hilang dalam sekejap bak di telan sang bumi.
Semuanya berlalu seakan kemarin aku sedang bermimpi,
Semuanya hilang seakan kemarin aku sedang berdendang dengan cinta dalam dunia khayalan.
Dan sekarang hanya ada aku dan sisa kenangan bersamanya dalam mimpiku selama 5 tahun.
Saat aku terbangun dari lelapku selama 5 tahun, ternyata ada kekasih terdahulu yang menemani aku bermimpi dan kini hadir lagi dalam kenyataanku.
Aku berusaha membangunkan otakku yang masih bersemayam dengan sisa-sisa kenangan sang pecinta dalam mimpi, sedang ragaku disini sedang bergerak seolah-olah semuanya tidak membuatku gila.
Mulut ku berucap seakan-akan aku adalah seseorang yang pandai dan melupakan mimpi indah yang dalam nyata tidak mampu aku raih, disadari hatiku sedang bersembunyi dalam kebodohanku yang percaya pada mimpi yang pernah aku alami bersamanya.
Rasanya ingin merobek setiap lirik-lirik lagu patah hati dan kesedihan dari suara-suara yang mendendangkan kepiluan, sayangnya itu hanya keinginanku karena aku tak mampu. Aku hanya bisa diam di tempat dan menikmati kesakitanku.
Rasanya berdiri didalam hujanpun tidak mampu membersihkan segalanya, menangis dalam hujanpun ternyata tak mampu membuatku nyaman.
Aku berusaha berlari, sayangnya aku tetap saja menuju tujuan yang sama…
Yaitu kamu, mimpi kita, dan kenyataan yang semu.

Minggu, 03 November 2013

Sekedar Ingin Mengenal

Untuk seorang pria di ujung penantian...

Aku mulai memperhatikannya ketika aku milihat senyumnya terhias oleh bias cahaya matahari pagi kala itu. Bukan untukku, tetapi senyumannya mampu menarik keluar semangat yang terpendam dari sisa kegalauan yang aku alami bersama si masa lalu.
Saat aku mencoba meraba dirinya melakui pandanganku, yang aku temukan hanya raut wajah kaku dengan senyuman penuh dengan pemberian harapan palsu. Pandangannya yang dingin, bak sedang bermandi di air es.

Jangan sekalipun melemparkan keramahan padanya, hanya akan ditalangnya oleh pagar besi dengan tombak tajam yang siap menusuk harapan baik dari segala keramahan. Tentu tidak akan disambutnya, dan akan dengan gaya khas kesombongan pra pria tampan, dia akan membalikkan badannya penuh angkuh.
Membuat hati menjadi patah dan merasa rendah.

Hei bung, aku menikmatinya. Aku lebih senang saat melihatmu dari belakang. Punggungmu yang luas, gerak langkahmu yang tegap, ayunan tanganmu yang serasa aku ingin menyambut jemari itu.
Dia membuatku penasaran dengan segala miliknya,
sebab kala aku tidak ingin mempedulikan kebisingannya, dia yang hadir dengan segala keramahannya dan senyumannya yang tadinya seperti es kini meleleh bagaikan di siram air mendidih.
Aku bukan dia yang angkuh dan mencoba tetap cool dalam segala kondisi, aku tak mampu mempertahankan dan menyembunyikan segala keramahan yang sudah tertanam dalam diriku terutama untuknya yang mencuri segala perhatianku.

Dengan segala kekuatanku, aku menahan hantaman rasa yang sewaktu berpisah antara jarak dan ruang dengannya semakin terasa bergelora. Aku memendam segala kerinduan dan memulai untuk bersabar dalam penantian yang tak mungkin bisa ku lalui tanpa usaha.

Aku membawanya dalam alunan doa-doa harianku pada Bapa Yesus, aku meminta pada Bapa ku agar Dia memberikan aku kesempatan untu mengenal siapakah pria di balik nama yang pertama. 

Namun setelah beberapa waktu berlangsung aku mulai kelu,
Aku mulai risih,
Aku mulai hilang rasa,
Ternyata dia tidak semanis dalam fikiranku,
Dia tidak semanis dalam khayalanku,
Dan, tidak semanis harapanku dalam doa karena dia adalah sumber pemabuk pada wanita-wanita jelita dengan segala bujuk rayuan, dan gombalan yang langsung mematikan segala syaraf ketegangan.

Namun, masihkah ada waktu untukmu meminta dan bekerja sama dengan Bapa Yesus agar dia menjadi kekasih dari apa itu kesejatian.
Aku tak tertarik dengan fisiknya, aku suka dengan senyum dinginnya meski kehangatan dari senyumannya hanya mampu aku nikmati dari bias cahaya mentari.
Aku tidak tertarik dengan sapaannya, aku suka dengan gerak energik dan pikirannya yang cerdas.
Aku bukan pecinta yang handal, 
Tapi aku yakin... dia dan aku satu tujuan ... yaitu Iman.

Rabu, 06 Februari 2013

Terang Sejenak, dan Akhirnya Semakin Gelap

Aku,...

Terkadang aku pun bingung siapa aku yang ada dalam diriku. Kerap bertingkah diluar kendaliku dan membawaku pada keadaan yang selalu tiada pernah aku duga.

Seperti mata dari tubuhku yang terpaut dengan mata seseorang berbaju batik, berjas kuning di sebelah barat sana. Seseorang pernah  berkata, pria mudah jatuh hati pada pandangan pertama, namun perempuan akan menaruh hati pada percakapan pertama. 

 

TANPA HARUS BERCAKAP SEBAGAI HAL UTAMA, melihat mata sayu dan senyumannya membuatku sadar, bahwa dia sangat indah.

Akulah si wanita yang sendiri dan sedang jatuh cinta pada seseorang yang belum mengenalku.

 

Hingga kini aku menyakini bahwa dia mendengar sukmaku kerap menyapa dia melalui angin yang berhembus pada pagi,

Jarak ruang bahkan waktu tak mampu satukan lagi mata dengan mata yang telah pertemukan jiwa ini dengan keindahan. 


Iman pun menjadi jangkauan yang tak mampu terlewatkan, KAMI BERBEDA.

 

Aku kerap berusaha menahan mulut yang selalu ingin bercerita tentang rasa yang salah, rasa yang semu bahkan ini adalah perasaan tentang kebahagiaan yang fatamorgana.

Namunaku tak kuasa,sobat...

 

Sepercik kata rindunya (setelah beberapa kali pertemuan dan persahabatan) membuatku merasakan basah yang lama aku idamkan dari ketandusan jiwa yang sedang menerpa.

Hujan lantas tak membuatku pergi,

Aku hanya ingin di genggamnya dan di tatapnya dalam hujan. Matanya masih sendu dan membuatku cinta pada hujan.

 

"Mengapa pagi kejam memisahkan hujan dengan kita?",

 "katakan kamu mengharapkan kehadiranku!"

Sudahlah,, pagi rupanya belum bisa sadarkan aku bahwa kau hanyalah bias cahaya yang sejenak  ilham hidupku yang sudah tak berona.

 

Janjinya,  membuat perasaan menjadi kacau dan susah untuk menemui malam...

Sehingga senja selalu menjadi topik kalimat yang ku rangkai dalam puisi - puisi lepas pada akun facebook dan twitter.

 

Sayang, janjinya hanya sekadar janji dan untuk apa aku menuntutnya untuk memenuhi kekosongan harapan dari janji yang terlontar untukku?

 

Sahabatku mencoba sadarkan rasa dari diriku yang tanpa aku sadari membuatku menjadi lupa kehidupan yang nyata membentang di hadapanku...

 

"Jangan meyakinkan diri Bahwa dia menyukaimu... hanya karena dia bersikap manis padamu. Kadang kamu hanya sebuah pilihan ketika dia bosan..." 

 

Mungkinkah aku hanya keklisean yang sepintas untuknya?

Lagu sendu dan rindu yang tercurah,,, akankah percuma?

Bolehkah aku bernyayi tentang kita yang tak mungkin bersatu...

Kamu adalah tulisan-tulisan indah nan bermakna,

namun aku tiada pernah terbaca oleh mu.... 

Aku rindu,,, aku rindu saat malam menyatukan kita..

meski dalam batasannya...