Senin, 15 September 2014
Bukan Tulisan Galau
Jumat, 06 Juni 2014
Orang Muda Katolik Paroki Santa Maria Ratu Rosari - Gianyar
Jumat, 14 Maret 2014
Penyakit
Aku paling muak berada dititik ini,
Titik kerinduan yang sesungguhnya tidak akan pernah terbalaskan.
Penyakit memang...
Terlalu rapuh untuk bertahan, tetapi terlalu sakit untuk melepaskan.
Aku paling benci berada dalam kesakitan yang tidak bisa aku musnahkan.
Aku benci harus menangis dalam rindu...
Apa sebenarnya yang aku cari? Apa sebenarnya yang aku mau?
Kenapa aku masih saja mencarimu... dan kenapa kau masih saja berbicara tentang malaikat yang sesungguhnya tidak pernah ada...
Kenapa kau masih bercengkrama dengan mereka dalam imajinasimu....
Bukankah mereka takkan tercipta untuk kita?
Coba sekali saja jangan angkuhmu kau menangkan....
Coba sekali saja jangan munafikmu yang kau kokohkan....
Cobalah sekali saja... mengerti kenapa aku ingin bersama tetapi aku memilih pergi.
Cobalah sekali saja... tanyakan pada dirimu tentang kemana perginya cinta yang pernah terikat.
Tentang janji yang terucap.
Tentang luka yang tertahan.
Tentang benci yang menusuk.
Tentang perihnya cinta yang memutuskan untuk pergi.
Bagaimana caraku memulai untuk bercerita?
Sedangkan kau masih susah membuka telingamu.
Lalu... bagaimana caramu memahami kepergianku?
Sedang nuranimu kerap kau tutup kuat dari pedulimu padaku.
Kini apakah untukmu aku yang salah....
Kini apakah untukmu aku yang jahat?
Sudahlah lupakan saja...
Semua sudah terjawab saat kamu menyuruhku untuk mendengarkan lagu itu....
Seventeen - Jalan Terbaik.
Minggu, 02 Maret 2014
Cinta (?) Tapi Beda ...
Entah... membayangkan hal itu bahagia.
Dari caranya ketawa sambil mengangkat bahu, muter-muter dan dua matanya jadi hilang...
Suaranya yang manja padahal postur tubuhnya 175cm kemungkinan.
Gayanya yang cepat tersinggung dan buat suasana jadi kikuk.
Gaya ceritanya yang lebih buruk dari anak SMP.
Itu semua hampir menjadi hal yang tidak aku sukai dan selalu aku hindari.
Namun...
Ketika aku menemukan kedua mata itu memandangku penuh waspada dan cinta dari jarak yang lumayan jauh... hatiku jadi tentram.
Saat raganya menghampiriku sekedar menyentuh tanganku saja, hatiku berbunga.
Entah... sejak kapan hatiku bertanah.. dan di taburinya bibit bunga-bunga itu.
Terlalu takut untuk aku petik dan aku tunjukkan padanya... sehingga aku terlalu terlihat angkuh dan biasa saja. Padahal hati... bahagia tau dia ada di dekatku.
Dia lebih muda dariku...
Itu alasan yang sempat membuatku takut untuk jatuh cinta kepadanya.
Sampai akhirnya... kami ada di usia hubungan yang lumayan, hampir 8 bulan.
Aku mulai sering menemukannya dalam pikiranku...
Logikaku bercengkrama dengan hatiku beberapa waktu lalu... "buat apa percayakan hati pada dia yang usia lebih muda... toh dia belum mengerti tentang cinta... dia belum paham soal jalinan dan terikat... dia belum paham tentang kehidupan..."
Cinta bukan dia yang selalu mengabari setiap saat...
Perhatian dan pengertian bukanlah dia yang on time nemenin setiap waktu.
Kasih bukanlah dia yang ego dengan pendapatnya dan memaksa pasangannya untuk menuruti kehendaknya.
Selebihnya... itu yang aku liat dari gaya pacaran anak muda jaman sekarang.
Pacaran ababil lah istilahnya.
Mungkin... bagi beberapa orang.. jalanku salah. "Sudah usia kepala dua.. uda kerja.. bukannya cari pasangan mapan yang dewasa... malah nyarinya daun muda. Belum tentu juga si daun muda setia selamanya. Kalau dia uda bosen liat pasangannya yang tambah tua juga pasti di tinggalin duluan".
Namun... aku juga bertemu dengan orang-orang ini. Mereka berusaha bijaksana walau mungkin mereka punya pikiran yang mengarah ke pembicaraanku tadi. "Toh udah jodoh... mau kata apa. Kita kan mana pernah tau ya jalannya Tuhan. Yoo d lakoni aja. Toh bukan usia lagi, tapi dimana bisa saling melengkapinya. Kalau dia'nya bisa menerima kita, loh kenapa kitanya gak bisa balik menerima dia... disyukuri saja".
Dia masih menungguku, menantiku, dan dengan sabar mengharapkan ku untuk segera kembali.
Jika usia kami tidak terpaut 4 tahun. Aku pasti lebih sangat bersyukur memiliki dia.
Lebih bersyukur dari saat ini ....
Dulunya.. kami yang hanya saling meninggalkan... jadi saling menungu.
Dulunya.. dia yang tidak peduli nasehatku sekarang.. jadi lebih manis dan membuatku lebih sungkan untuk menasehati dia.
Caranya memperlakukan aku...
Caranya memperhatikan aku...
Caranya menggenggamku...
Caranya menyayangi aku...
Caranya membelai rambutku...
Caranya mencium keningku...
Cara - cara itu... seperti mimpi yang sempat aku fikir tidak akan pernah aku dapatkan.
Selasa, 25 Februari 2014
Bercengkrama Dalam Lamunan
Sudah menyadari akhirnya bahwa egois hanya akan membuat hati terluka.
Sekarang sudah dihadapkan dengan keadaan seperti itu, dan mulai mencoba memperbaiki. Mungkin bukan untuk Denis ku lagi, tetapi untuk dia yang memiliki cintaku kemudian.
Masih memandangi sebuah foto ukuran 10R di tepian cermin. Sengaja aku meletakkan foto itu disamping tempat favoritku, agar aku bisa menemukannya meskipun hanya dalam seutas kertas foto.
Apa kabarkah dirinya? Baikkah dia? Bahagiakah dia sekarang? Apakah dia masih mengingat tentangku?
Dia mulai menghilang sedikit demi sedikit dengan sisa sakit hatinya.
Dalam hati dan fikirannya, aku yang salah karena sudah melakukan hal yang membuatnya terluka.
Aku meninggalkannya... membuatnya terpuruk dan sakit hati.
Aku hanya ingin membebaskannya dari rasa yang sesungguhnya sudah lama dia ingin lepaskan tanpa dia sadari.
Kini aku bercengkrama dengan malam...
Melamun...
Berandai-andai...
Andai suaraku mampu menyentuh pendengarannya dan hatinya, sayangnya sudah tidak diinginkannya lagi.
Banyak hal yang ingin ku katakan, namun penjelasan seakan percuma.
Ya aku tega... tiba-tiba aku teringat dengan keluhanmu "tega kamu ryl..."...
Denis... aku ingin kamu ada diposisiku, dan mungkinkah kamu akan mengerti.
Aku terluka dengan diammu, aku sakit dengan acuhmu, aku muak dengan ketidakpastianmu, aku takut dengan kehidupanmu, aku kerap cemas menantimu, selalu kau tumpahkan airmata yg sudah tidak bisa aku tahan-tahan lagi untuk meluapkan segalanya.
Kini... kita sudah dipisahkan dalam ikatan hubungan, namun aku tak mampu memungkiri kenyataan bahwa aku semakin mencintaimu.
Sebab... sudah menjadi bagian dalam diriku membina rasa ini dalam lamunanku tentangmu.
Dalam sendiriku, sering aku nikmati untuk menemukanmu dan kenangan yang tersisa dalam sepenggal kisah.
Aku rapuh... memaksa segala kerinduan tertumpah dalam kesunyianku.
Kamu tidak pernah membelikanku bunga atau hanya sekedar menggandeng tanganku saat sedang berjalan bersama.
Aku mengeluh pada diriku, aku tidak sempurna sehingga beginikah yg kau berikan kepadaku.
Teringat beberapa waktu lalu saat malam mulai larut, kau membawaku mengelilingi jalanan panjang dengan cerita-cerita lucu setelah sekian lama kita memutuskan hubungan... kau membuatku jatuh cinta lagi. Lagi... dan sekali lagi... aku semakin mencintaimu.
Kau mengizinkanku melingkarkan kedua tanganku dipinggangmu dan merebahkan kepalaku dipunggungmu yg lapang.
Aroma tubuhmu... ciri khasmu... membuatku meneteskan lagi-lagi rasa rinduku untuk kembali menjadi milikmu.
Kau mengajakku memijakkan lagi kedua kakiku pada pasir putih pantai bintang harapan kita... yang membuatku tertegun... kau menyerahkan tangan kirimu untukku genggam.
Tampanku... masih ingatkah kamu?
Kita duduk berdua disamping darmaga, berhadapan...berpandangan dan bernostalgia tentang kisah kita yg telah lalu dan melupakan jalinanmu dengan dia dan jalinanku dengan kekasih baruku untuk malam itu.
Kau hapuskan lagi air mataku... kau memelukku lagi...
Kau menciumku lagi dengan sisa air mata yang masih membasahi wajahku malam itu...
Selalu kehangatan yang aku rasakan saat sedang bersamamu...
Nyaman... lebih nyaman dr saat aku menyentuh selimut kebangganku sejak kecil.
Suaramu kerap membuatku rindu... suara tegas dengan karakter dewasamu yang matang.
Terlalu tegas... hingga kadang membuatku takut.
Takut amarahmu meluap... takut kau tinggalkan... dan kau hukum dengan tidak mengabariku apabila aku melakukan kesalahan yang kau benci.
Tidak sampai disana saja... malam itu menjadi malam yng terindah... setelah 5 tahun menjalani bersama... pertama kami kau izinkan aku menjadi seseorang yg spesial... membiarkan diriku berkata dengan nyata dihadapanmu "happy birthday ke 22 tahun"
Jawabanmu tak ku duga...
Dengan sigap kau bertanya "maukah kamu menikah dengan aku?"
Denis... andai kamu jadi aku...
Itu adalah mimpiku... mana bisa aku menolaknya.
Kau memelukku lagi... dan terasa lebih hangat dari pelukanmu sebelumnya.
Kau mengantarku ke depan pagar kost, saat mengucapkan salam perpisahan aku ingat jelas kau katakan ini "targetku umur 22 ini... sukses dan menikah dengan kamu"
Aku tak ingin menikah muda... namun apabila engkau sungguh... aku hanya mau denganmu.
Hari itu dimulai.... rinduku semakin mencuat kencang... ingin terus denganmu...
Ingin memanjakanmu dengan pribadiku yang sudah aku benahi demi dirimu.
Sampai akhirnya malam itu, Tuhan izinkan lagi aku bertemu denganmu.
Sayangnya... malam itu aku mulai ketakutan dengan dirimu...
Saat kau tertidur pulas... aku menemukan dia dalam sebuah pesan... nama itu tertulis "Nurrul"
Pesan yang kamu katakan padanya "Aku mencintai kamu, hanya kamu"
Aku hanya bisa memandangmu yang tertidur pulas dengan air mata kekecewaan... airmata kesedihan. Belum sehari... kau bilang ingin menikahi aku.
"Sheryl..." aku dengar kamu memanggilku lalu menarikku kedadamu untuk segera tidur dalam pelukkanmu...
Sampai akhirnya waktu memintamu kembali pada aktivitas....
"Kamu ingin meninggalkan aku?" Tanyaku
"Tidak... aku tidak pernah meninggalkan kamu" jawabmu.
Hatiku berontak dan berkata "kamu bohong...."
Yaa.... itu sudah berlalu beberapa bulan lalu....
Kini aku sedang bersamanya... dia terlalu menjagaku, mencintaiku dan menawarkan aku dengan berbagai hal yang kerap aku rindukan dari kamu.
Membawakan ku bunga... menyediakan aku waktunya... membiarkanku menjadi diriku... memegang tanganku dalam keadaan apapun itu.
Andai aku bisa pindahkan....
Aku ingin menemukannya dalam lamunanku...
Aku ingin mencintainya setiap detik...
Aku ingin merindunya setiap waktu.
Denis... antuasiasmu masih saja...
Kau ingin menjadi yg terakhir pada hariku...
Kau TERNYATA masih mengingatku... yg aku fikir sudah tidak lagi ada dalam ingatan dan doamu...
Pesanmu saat malam ulangtahunku...
Adalah sebagian dr sebuah doa ku yang terkabul...