Senin, 09 Desember 2013

Penyesalan...

Untukmu yang mencintaiku dalam dendam dan keraguan, 
Aku menyesal sudah menyakitimu.
Aku merindukanmu, dari sisa-sisa kesalahan yang pernah aku buat ke kamu sehingga membuatmu menghindar dari tatapanku.
Kamu tahu aku menyesal mengatakan perpisahan, pergi dan mencoba mencari yang lebih baik yang sesungguhnya tidak akan pernah aku dapatkan selain dari dirimu.
Aku tahu, kamu sedang menikmati penyesalanku. 
Mungkin dulu, lagu galau dan patah hati selalu menjadi sahabat saat aku terluka dengan perlakuanmu yang hampir tidak pernah perhatian dan menyediakan waktu untuk sekedar berdua denganku.
Namun kini, aku merasa semua lagu itu menjadi musuhku, yang setia menyindir dan menghujatku melalui kata-kata perih yang lambangkan kesakitanmu karena kesalahan aku.
Terlalu kuat egoku ingin kembali, sayangnya pintu kasihmu itu belum terbuka lagi untukku. 
Saat ini mungkin bukan aku saja yang mengajukan diri untuk menjadi milikmu, sudah ada mereka yang justru 'tepat' untuk menjadi milikmu.
Aku benci saat semua berbicara tentang iman kita yang berbeda, dan rancunya aku cepat sekali terserang keraguan itu, dan sekali lagi berusaha pergi darimu.
Terlalu munafik jika aku melangkah mundur, lalu membalikkan badanku... sedang hatiku sedang bergelora karena cinta yang tiada pernah terhenti untukmu.
Kadang rasa penasaranku memuncak dengan akun sosial milikmu, aku coba-coba mengintip pada waktu jeda jam kerjaku, status apa yang kamu hias di dinding facebook dan bbm mu, adakah mengunsur rasa rindu padaku seperti perasaanku untuk kamu? kadang pikiran ku memusat kearah sana, namun saat menyadari kamu membuat tulisan yang berusaha bangkit dari rasa terpuruk membuatku merasa lebih bersalah 50 kali lipat dari sebelumnya, dan setiap status tulisan dewasamu yang membuatmu berusaha kuat karena salahku membuatku berkali kali 50 kali lipat rasa bersalah.

AKU INGIN KEMBALI MENJADI MILIKMU DAN MEMULAI SEMUA DENGAN LEBIH BAIK TANPA HARUS MENINGGALKANMU LAGI...

Hei pemilik nama dari Dewa Kesetiaan ... bolehkah aku merasakan kembali dan menjaga kembali apa yang telah aku hancurkan? bolehkah aku merawat, menghias, dan menyempurnakan apa yang telah aku rusakkan? 
Masih ingatkah kamu dengan bintang di Pantai Kuta malam itu? Mimpi kita dan cerita masa depan yang menjadi kekuatan kita melalui kisah cinta selama 5 tahun?
Masih bolehkah aku menyentuh hatimu?
Masih bolehkah aku memelukmu?
Masih bolehkah aku menjadi milikmu?



Tidak ada komentar:

Posting Komentar