Minggu, 05 Januari 2014

Tangisan Tengah Malam

Sudah aku mengerti rasanya kehilangan,
Hei kau,,, pria berkemeja orange dengan senyuman penuh paksa dalam sebuah foto di memori handphone ku ... Malam ini aku sedang tersiksa dengan segala kerinduan yang mulai memuncak. Sudah sering aku tahan, sering aku pungkiri … sayangnya malam ini saat aku memeluk beruang pink dengan tulisan “I Love You” membuatku tidak mampu menahan lagi derai air mata ini.
Sekali lagi, aku mencoba mengatupkan tanganku dan mulai berbincang dengan Tuhan ku di surga tentang “rasaku”. Justru semakin aku bercerita, kenangan itu semakin jelas aku lihat dalam memori ingatanku.
Entah itu jailmu, senyummu, marahmu, tawamu, cuekmu, kasihmu, jahatmu, tegamu, diammu, dan bahkan cintamu. Ya … total aku sangat merindukanmu dibalik rasa bersalah dan munafikku.
Doaku masih sama dengan doa yang kerap kali aku panjatkan saat aku merindukanmu dibalik rasa bersalahku, “Bapa, jika dia jodohku … mohon satukanlah kami. Namun, apabila dia bukan jodohku … tolong Bapa, bantu aku untuk mampu melupakan dan menerima kenyataan itu”.
Aku memeluk boneka ini erat, mungkin jika dia manusia … dia sudah teriak minta tolong karena kesesakan nafas. Namun, hanya dengan memeluk benda ini … aku merasa “nyaman” dan merasa “tenang”. Jika tidak, mungkin aku masih menangis kencang dibawah selimut tebalku dan tulisan ini dijamin tidak akan jadi.
Saat aku menyadari tetesan demi tetesan itu kian membanjiri wajahku, aku mulai menghapusnya dan mencoba tersenyum sembari berkata menghibur diri “aku lupa … DIA sudah bahagia … aku lupa, DIA sudah melupakan aku.
Aku takut tidur malam ini, apalagi saat aku mencoba menutup kedua mataku dan bayang dia mulai datang, kemudian kembali menggentayangi imajinasiku. Ya, lagi-lagi aku akan menangis dan membujuk dunia khayalku untuk merangkai kejadian-kejadian romantis saat kelak bertemu atau berpapasan dengan dia dan ujung-ujungnya bisa berakhir dengan “CLBK” ….
HANYA MIMPI … KHAYALAN …
Sekedar obat,,, agar rinduku terbayarkan meski hanya dengan cerita dalam khayalanku yang “PASTINYA” tidak akan menjadi sebuah kenyataan. Seperti ceritaku dan dia yang ujung-ujungnya hanya menjadi sekedar “CERITA” bukanlah sebuah “KEABADIAN”.
Namun jika aku masih bisa membujuk Tuhanku, aku ingin sekali dikembalikan pada tahun 2008 … dengan 2 permintaan yang salah satunya ingin sekali dikabulkan.
1.    Aku tidak ingin mengenal dan menanggapinya saat dia mengejar cintaku.
2.   Aku ingin akal sehatku terkontrol dan menyadari sejak awal … kami tidak sama, dan tidak akan bisa bersatu dalam sebuah kepercayaan yang sama.
Sekiranya jika dari awal aku memahami, mungkin perasaan ini tidak akan sedalam ini. Jika dari awal aku mengerti, mungkin jalannya tidak akan sepanjang ini. Jika sejak awal aku sadar, mungkin saat ini aku baik-baik saja dan tidak harus pura-pura baik padahal hatiku tersiksa karena rindu seseorang yang “mungkin” sudah melupakan aku, menemukan penggantiku, dan bahagia dengan kehidupan barunya.
Aku harap DIA baik-baik saja … sehat selalu, dan tidak lupa Sholat Jumat.