Selasa, 25 Februari 2014

Bercengkrama Dalam Lamunan

Sudah menyadari akhirnya bahwa egois hanya akan membuat hati terluka.
Sekarang sudah dihadapkan dengan keadaan seperti itu, dan mulai mencoba memperbaiki. Mungkin bukan untuk Denis ku lagi, tetapi untuk dia yang memiliki cintaku kemudian.

Masih memandangi sebuah foto ukuran 10R di tepian cermin. Sengaja aku meletakkan foto itu disamping tempat favoritku, agar aku bisa menemukannya meskipun hanya dalam seutas kertas foto.

Apa kabarkah dirinya? Baikkah dia? Bahagiakah dia sekarang? Apakah dia masih mengingat tentangku?
Dia mulai menghilang sedikit demi sedikit dengan sisa sakit hatinya.
Dalam hati dan fikirannya, aku yang salah karena sudah melakukan hal yang membuatnya terluka.
Aku meninggalkannya... membuatnya terpuruk dan sakit hati.
Aku hanya ingin membebaskannya dari rasa yang sesungguhnya sudah lama dia ingin lepaskan tanpa dia sadari.
Kini aku bercengkrama dengan malam...
Melamun...
Berandai-andai...
Andai suaraku mampu menyentuh pendengarannya dan hatinya, sayangnya sudah tidak diinginkannya lagi.
Banyak hal yang ingin ku katakan, namun penjelasan seakan percuma.
Ya aku tega... tiba-tiba aku teringat dengan keluhanmu "tega kamu ryl..."...

Denis... aku ingin kamu ada diposisiku, dan mungkinkah kamu akan mengerti.
Aku terluka dengan diammu, aku sakit dengan acuhmu, aku muak dengan ketidakpastianmu, aku takut dengan kehidupanmu, aku kerap cemas menantimu, selalu kau tumpahkan airmata yg sudah tidak bisa aku tahan-tahan lagi untuk meluapkan segalanya.
Kini... kita sudah dipisahkan dalam ikatan hubungan, namun aku tak mampu memungkiri kenyataan bahwa aku semakin mencintaimu.
Sebab... sudah menjadi bagian dalam diriku membina rasa ini dalam lamunanku tentangmu.
Dalam sendiriku, sering aku nikmati untuk menemukanmu dan kenangan yang tersisa dalam sepenggal kisah.
Aku rapuh... memaksa segala kerinduan tertumpah dalam kesunyianku.

Kamu tidak pernah membelikanku bunga atau hanya sekedar menggandeng tanganku saat sedang berjalan bersama.
Aku mengeluh pada diriku, aku tidak sempurna sehingga beginikah yg kau berikan kepadaku.

Teringat beberapa waktu lalu saat malam mulai larut, kau membawaku mengelilingi jalanan panjang dengan cerita-cerita lucu setelah sekian lama kita memutuskan hubungan... kau membuatku jatuh cinta lagi. Lagi... dan sekali lagi... aku semakin mencintaimu.
Kau mengizinkanku melingkarkan kedua tanganku dipinggangmu dan merebahkan kepalaku dipunggungmu yg lapang.

Aroma tubuhmu... ciri khasmu... membuatku meneteskan lagi-lagi rasa rinduku untuk kembali menjadi milikmu.
Kau mengajakku memijakkan lagi kedua kakiku pada pasir putih pantai bintang harapan kita... yang membuatku tertegun... kau menyerahkan tangan kirimu untukku genggam.
Tampanku... masih ingatkah kamu?
Kita duduk berdua disamping darmaga, berhadapan...berpandangan dan bernostalgia tentang kisah kita yg telah lalu dan melupakan jalinanmu dengan dia dan jalinanku dengan kekasih baruku untuk malam itu.

Kau hapuskan lagi air mataku... kau memelukku lagi...
Kau menciumku lagi dengan sisa air mata yang masih membasahi wajahku malam itu...
Selalu kehangatan yang aku rasakan saat sedang bersamamu...
Nyaman... lebih nyaman dr saat aku menyentuh selimut kebangganku sejak kecil.

Suaramu kerap membuatku rindu... suara tegas dengan karakter dewasamu yang matang.
Terlalu tegas... hingga kadang membuatku takut.
Takut amarahmu meluap... takut kau tinggalkan... dan kau hukum dengan tidak mengabariku apabila aku melakukan kesalahan yang kau benci.

Tidak sampai disana saja... malam itu menjadi malam yng terindah... setelah 5 tahun menjalani bersama... pertama kami kau izinkan aku menjadi seseorang yg spesial... membiarkan diriku berkata dengan nyata dihadapanmu "happy birthday ke 22 tahun"
Jawabanmu tak ku duga...
Dengan sigap kau bertanya "maukah kamu menikah dengan aku?"
Denis... andai kamu jadi aku...
Itu adalah mimpiku... mana bisa aku menolaknya.
Kau memelukku lagi... dan terasa lebih hangat dari pelukanmu sebelumnya.

Kau mengantarku ke depan pagar kost, saat mengucapkan salam perpisahan aku ingat jelas kau katakan ini "targetku umur 22 ini... sukses dan menikah dengan kamu"
Aku tak ingin menikah muda... namun apabila engkau sungguh... aku hanya mau denganmu.

Hari itu dimulai.... rinduku semakin mencuat kencang... ingin terus denganmu...
Ingin memanjakanmu dengan pribadiku yang sudah aku benahi demi dirimu.
Sampai akhirnya malam itu, Tuhan izinkan lagi aku bertemu denganmu.
Sayangnya... malam itu aku mulai ketakutan dengan dirimu...
Saat kau tertidur pulas... aku menemukan dia dalam sebuah pesan... nama itu tertulis "Nurrul"
Pesan yang kamu katakan padanya "Aku mencintai kamu, hanya kamu"
Aku hanya bisa memandangmu yang tertidur pulas dengan air mata kekecewaan... airmata kesedihan. Belum sehari... kau bilang ingin menikahi aku.

"Sheryl..." aku dengar kamu memanggilku lalu menarikku kedadamu untuk segera tidur dalam pelukkanmu...
Sampai akhirnya waktu memintamu kembali pada aktivitas....
"Kamu ingin meninggalkan aku?" Tanyaku
"Tidak... aku tidak pernah meninggalkan kamu" jawabmu.
Hatiku berontak dan berkata "kamu bohong...."

Yaa.... itu sudah berlalu beberapa bulan lalu....
Kini aku sedang bersamanya... dia terlalu menjagaku, mencintaiku dan menawarkan aku dengan berbagai hal yang kerap aku rindukan dari kamu.
Membawakan ku bunga... menyediakan aku waktunya... membiarkanku menjadi diriku... memegang tanganku dalam keadaan apapun itu.
Andai aku bisa pindahkan....
Aku ingin menemukannya dalam lamunanku...
Aku ingin mencintainya setiap detik...
Aku ingin merindunya setiap waktu.

Denis... antuasiasmu masih saja...
Kau ingin menjadi yg terakhir pada hariku...
Kau TERNYATA masih mengingatku... yg aku fikir sudah tidak lagi ada dalam ingatan dan doamu...
Pesanmu saat malam ulangtahunku...
Adalah sebagian dr sebuah doa ku yang terkabul...